MENGHINDARKAN HATI DARI RASA WAS WAS

post on: Kamis, 06 Oktober 2011
“Katakanlah : aku berlindung kepada
Tuhan Manusia, Raja manusia,
Sesembahan manusia, dari kejahatan
(bisikan) syetan yang biasa tersembunyi,
yang membisiki (kejahatan) ke dalam
dada manusia, dari jin dan manusia”.
(QS. An Naas : 1-6)
Segala puji bagi Alloh yang masih
memberikan perlindungan-Nya kepada
kita sehingga sampai detik ini kita masih
istiqomah di jalannya. Kita masih
merasakan nikmat kasih sayang-Nya.
Semoga kita selalu dalam perlindungan-
Nya sampai saatnya nanti Alloh berkenan
untuk memanggil kita. Sehingga kita
berjumpa dengan Alloh dalam keadaan
yang paling indah, dalam keadaan yang
paling membahagiakan.
Sahabat sekalian, dalam setiap aktifitas
yang kita lakukan, was-was syetan dan
nafsu akan selalu mengikuti. Tidak ada
aktifitas tanpa adanya was-was syetan
dan nafsu. Sehingga tidak aneh bila kita
sholat tapi seakan-akan tidak sholat.
Sholat yang seharusnya ingat Alloh tapi
malah ingat si dia. Memang demikianlah
pekerjaan syetan dan nafsu, mereka akan
selalu memunculkan pada diri kita
perasaan gelisah, was-was, dan kita sering
kali terjebak oleh tipu daya mereka.
Padahal kita mempunyai pelindung yang
Maha Pelindung, kita mempunyai
penolong yang Maha Penolong Dialah
Alloh ‘Azza wa Jalla. Namun sering kali
pula kita malah melupakan-Nya. Kita tidak
meminta perlindungan kepada-Nya malah
sebalikkya membiarkan perasaan-
perasaan itu menguasai kita, kita biarkan
syetan dan nafsu memperdayai kita. Lalu
apa yang mesti kita lakukan agar was-was
syetan dan nafsu tidak menguasai kita?.
Paling tidak ada tiga hal yang mesti kita
lakukan untuk menolak atau
menghilangkan perasaan was-was dari
syetan dan nafsu.
Pertama, menguatkan keyakinan.
Sahabat sekalian kita semua yakin bahwa
Alloh Maha mengawasi kita yang tidak
akan tertutupi oleh siapapun dan oleh
apapun. Kita juga yakin bahwa malaikat
selalu mencacat perbuatan kita yang tidak
akan keliru sedikitpun. Kita juga yakin
bahwa siksa kubur itu ada. Kita juga yakin
bahwa surga itu ada bahwa neraka itu
ada. Kita harus meyakini semua itu
seyakin-yakinnya sampai pada tingkat
seperti yang dikatakan oleh Ali
Radhiyallahu ‘anhu : “Kalau seandainya
tirai penutup ghoib itu dibuka tidak akan
menambah keyakinanku”. Kenapa Ali
berkata begitu, karena keyakinan
berurusan dengan yang ghoib. Dan
memang begitulah adanya. Artinya bila
kita dituntut keyakinan prinsipnya
berhubungan dengan yang ghoib. Apa
yang ghoib itu? Diantaranya adalah Alloh,
malaikat, siksa kubur, surga, neraka dan
yang lainnya. Kita yakini semua itu
walaupun tirai penutup ghoib itu dibuka,
kita tetap yakin akan keberadaan yang
ghoib tersebut. Dan bahasa meyakini
berbeda dengan mengetahui. Orang yang
sekedar tahu Alloh Maha Melihat sangat
berbeda dengan orang yang yakin bahwa
Alloh Maha Melihat. Orang yang sampai
pada tingkat yakin, segala sesuatu yang
ada dan terjadi di alam ini selalu ia kaitkan
dengan Alloh. Alam semesta dan segala
kejadiannya menjadikan ia selalu ingat
kepada Alloh. Orang yang yakin, begitu
melihat bunga maka ia ingat Alloh.
Luasnya laut tanda keBesaran Alloh.
Tingginya gunung tanda keBesaran Alloh.
Kejadian-kejadian di alampun, menambah
keyakinan dia akan keBesaran Alloh.
Ditimpa musibahpun yang ia ingat
hanyalah Alloh. Begitulah orang yang
sudah pada tingkat yakin segala sesuatu ia
kaitkan dengan Alloh. Dan kita harus yakin
bahkan menguatkan keyakinan tersebut.
Lalu bagaimana cara menguatkan
keyakinan pada diri kita? Diantara cara
menguatkan keyakinan adalah :
1. At tafakkaru bi jalalillah (Merenungkan
keAgungan Alloh).
Sahabat sekalian, Alloh itu Maha Agung
yang memiliki kesempurnaan sifat yang
tidak cacat sedikitpun. Dia Maha besar
yang satu-satunya yang berhak untuk
disembah, dimintai bantuan dan
pertolongan. Dialah yang berhak untuk
dipuji dan disucikan. Dialah yang berhak
untuk dijadikan harapan dan
ketergantungan. Sedangkan selain-NYa itu
kecil dan hina yang tidak berhak untuk
disembah, yang tidak berhak untuk
diagungkan , yang tidak layak untuk
ditakuti dan dan dipuji, yang tidak layak
untuk dijadikan harapan dan
ketergantungan, yang tidak memiliki
kekuatan sedikitpun kecuali karunia dari
Alloh. Namun sering kali kita malah
mengecilkan Alloh dan membesarkan
makhluk. Kita sering takut kepada atasan,
pada orang yang berpangkat, padahal
mereka tidak akan sanggup mezholimi
kita sekiranya Alloh tidak menghendaki.
Sehingga dalam hidup ini kita tidak perlu
memiliki rasa was-was dan takut dalam
berhadapan dengan makhluk. Maha suci
Alloh semoga kita menjadi hamba yang
selalu mengAgungkan-NYa. Sahabat
sekalian, keAgungan Alloh dapat kita
temukan dalam al Qur’an dan hadist.
Ayat-ayat dan hadist-hadist tentang
keAgungan Alloh itulah yang kita
tafakkuri. Hampir dua pertiga ayat berisi
tentang keAgungan Alloh. Bahkan al
Qur’an itu sendiri bukti keAgungan Alloh
di semesta ini. Al Quran bukanlah makhluk
Alloh tapi dia benar-benar firman Alloh
sebagai mukjizat terbesar yang harus kita
imani kandungan isinya.
2. Annazhrotu bi ’ainil i’tibar (melihat
segala sesuatu dengan mata yang
sanggup mengambil pelajaran)
Sahabat sekalian, Alloh menciptakan
segala sesuatu tidaklah sia-sia. Dia Maha
sempurna yang tidaklah mungkin Dia
menciptakan segala sesuatu itu tidak ada
manfaatnya. Bahkan musibah yang
menimpa kita sekalipun yang kita anggap
berat pada hakekatnya untuk kebaikan
kita. Barangkali dosa kita sudah terlalu
banyak sehingga perlu dihapus dengan
musibah. Atau musibah itu untuk
meningkatkan kualitas keimanan kita
sehingga kita menjadi hamba yang benar-
benar bertaqwa kepada-Nya. Maka tidak
pantas bagi kita untuk berprasangka
buruk kepada Alloh terhadap segala
ciptaan-Nya termasuk sesuatu yang tidak
mengenakkan bagi kita. Sehingga dalam
mengarungi kehidupan ini seharusnya kita
tidak perlu khawatir, tidak perlu gelisah
dan was-was. Sekiranya kita beriman dan
berpasrah diri kepada Alloh pastilah Alloh
akan memberikan yang terbaik bagi kita.
3. Al ‘amalu bi muqtadhol iman
(beramal sesuai apa yang kita imani)
Sahabat sekalian, segala amal yang kita
lakukan harus berdasarkan keimanan.
Tidak ada amal yang tidak berdasarkan
iman. Biarpun itu amal baik semisal sholat,
tanpa didasari iman ia tidak akan berarti
disisi Alloh.
Itulah ketiga hal yang perlu kita lakukan
untuk menguatkan keyakinan kita. Bila
ketiga hal tersebut dapat kita lakukan
insya Alloh keAgungan Alloh akan
tersimpan di hati kita. Kalau keAgungan
Alloh sudah tersimpan di hati kita, maka
akan bergetarlah hati kita bila nama Alloh
disebut. Akan bertambah iman kita bila
dibacakan ayat-ayat-Nya. Dan terasa lain
melakukan kebaikan dengan disertai
keyakian dengan yang tidak disertai
keyakinan. Dan keyakinan berhubungan
dengan hati, berhubungan dengan yang
ghoib. Semisal sholat, untuk apa kita
sholat? karena sholat adalah perintah
Alloh yang harus kita kerjakan, yang
dengan rahmat Alloh bisa menyelamatkan
kita dari siksa kubur dan siksa neraka,
itulah yang dinamakan keyakinan.
Wallohu 'alam bish showab....

Sumber: Mediasholeha.wordpress.com

Label

#top I powered by blogger.com and Mobile Template script Kang bagas96